Apa itu Tantrum pada Anak?
Pengertian Tantrum
Tantrum adalah reaksi emosional yang sangat kuat pada anak, umumnya disertai dengan perilaku agresif seperti meronta-ronta, berteriak, bahkan kadang-kadang tidur di lantai. Hal ini merupakan cara anak mengekspresikan perasaan frustasi, marah, jengkel, sedih, atau tidak nyaman.
Baca juga: TK Islam Hidayatullah jadi rujukan belajar lembaga lain
Tantrum merupakan hal yang normal terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 1-3 tahun, karena pada periode ini, mereka belum memiliki kemampuan bahasa yang memadai untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan atau inginkan.
Usia Anak yang Rentan Terhadap Tantrum
Tantrum pada anak umumnya dialami pada usia 1-3 tahun. Pada periode ini, anak-anak sedang mengalami perkembangan besar dalam bahasa dan kognisi, tetapi kemampuan komunikasi mereka belum sepenuhnya terbentuk.
Baca juga: Tips sukses parenting bagi bunda bekerja
Hal ini membuat mereka kesulitan untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan dengan kata-kata. Tantrum seringkali menjadi cara mereka untuk menyampaikan ketidakpuasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Penyebab Tantrum pada Anak
Tantrum pada anak bisa dipicu oleh berbagai faktor. Penyebab utama adalah konflik internal yang terjadi dalam diri anak, namun anak belum memiliki kapasitas untuk menghadapinya secara efektif. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi terjadinya tantrum pada anak antara lain:
Kelelahan dan Mengantuk
Anak yang kelelahan atau merasa sangat mengantuk cenderung lebih mudah marah dan mudah menunjukkan perilaku tantrum. Pastikan anak mendapatkan cukup waktu tidur dan istirahat yang cukup untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.
Lapar
Anak yang merasa lapar juga lebih cenderung menunjukkan tantrum. Pastikan anak makan dengan teratur dan memberikan camilan sehat di antara waktu makan utama.
Situasi yang Meresahkan atau Membuat Tidak Nyaman
Anak-anak sangat sensitif terhadap perubahan dan situasi yang tidak biasa. Lingkungan yang meresahkan atau membuat tidak nyaman bagi anak dapat memicu perilaku tantrum. Usahakan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
Menginginkan Sesuatu
Anak mungkin menunjukkan tantrum karena mereka ingin sesuatu yang tidak dapat mereka dapatkan pada saat itu. Pengenalan konsep menunggu dan mengelola ekspektasi pada anak dapat membantu mengurangi kemungkinan tantrum.
Ketakutan
Anak-anak dapat merasa takut terhadap situasi atau hal-hal tertentu. Tantrum bisa menjadi cara mereka mengatasi rasa takut yang mereka alami.
Pola Asuh yang Terlalu Memanjakan
Anak yang terbiasa mendapatkan semua keinginannya dapat mengalami tantrum ketika permintaannya tidak dituruti. Memberikan batasan yang jelas dan memberikan konsekuensi yang sesuai akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Bawa ke Tempat Sepi dan Aman
Jika anak mulai menunjukkan perilaku tantrum, bawa mereka ke tempat yang tenang dan aman, seperti ruangan yang lebih sepi atau sudut yang sunyi. Hindari memarahi atau mempermalukan mereka di depan orang banyak, karena hal tersebut dapat meningkatkan intensitas tantrum.
Biarkan Anak Meluapkan Emosinya
Biarkan anak mengekspresikan emosi mereka dengan menangis atau meronta-ronta. Bunda dapat duduk di samping si Kecil hingga ia selesai menangis dan siap untuk diajak berkomunikasi. Hal ini membantu anak merasa didengar dan dihargai, sehingga mereka akan merasa lebih tenang.
Peluk Lembut Anak
Memberikan pelukan lembut pada anak dapat membantu menenangkan emosi mereka dan memperkuat ikatan emosional antara Bunda dan anak.
Cari Tahu Penyebab Tantrum
Sebisa mungkin, coba cari tahu penyebab tantrum dengan bertanya dengan intonasi dan suara yang lembut, “Adik sudah selesai belum menangisnya?” Ajak anak untuk ngobrol dan berbicara mengenai perasaannya. Dengan memahami penyebab tantrum, Bunda dapat mencari cara untuk mengatasinya dengan lebih baik.
Validasi Perasaan Anak
Tunjukkan pengertian dan dukungan terhadap perasaan anak. Ajak mereka untuk mengungkapkan apa yang membuat mereka marah atau frustasi, dan berikan perasaan bahwa perasaan mereka dihargai.
Hindari Berteriak atau Membentak Si Kecil
Menghindari memberikan reaksi yang marah atau membentak anak saat tantrum terjadi, karena hal ini hanya akan meningkatkan emosi negatif dan memperpanjang durasi tantrum.
Berhenti Memberikan Apa yang Anak Inginkan saat Tantrum
Memberikan apa yang ia inginkan saat anak tantrum hanya akan memperkuat perilaku tantrumnya. Ajari anak tentang kegigihan dan kesabaran dalam menghadapi keinginannya yang tidak selalu bisa langsung terpenuhi.
Baca juga: Hati-hati dengan hati anak
Dengan mengikuti panduan dan tips di atas, Bunda dapat membantu si Kecil mengatasi tantrum dengan lebih efektif dan membentuk pola perilaku yang lebih positif. Lebih memahami penyebab tantrum pada anak juga akan membantu Bunda menghadapi situasi tantrum dengan lebih bijaksana dan sabar. Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi eksperimen dengan berbagai pendekatan untuk menemukan yang paling cocok untuk si Kecil Anda. Dalam mengatasi tantrum, konsistensi, kesabaran, dan penuh kasih sayang merupakan kunci untuk membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosi mereka dengan lebih baik.
Penulis: Humas PAUDIH