PAUD Islam Hidayatullah memiliki komitmen kuat untuk memberikan pembelajaran mengaji berkualitas kepada anak-anak usia dini. Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ini, PAUD Islam Hidayatullah memastikan bahwa guru-guru pengajarnya adalah para profesional yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
Sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Wali Murid Puas dengan pendidikan Hidayatullah
Testimoni pengalaman pelayanan pendidikan yang memuaskan bagi anak-anak dan keluarga.
Di Taman Penitipan Anak QBS, anak-anak selalu aktif dan kreatif dalam berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan favorit mereka adalah membuat kolase pisang. Mereka menikmati menggunting, menempel, dan menghias potongan-potongan pisang yang sudah dikeringkan. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mempelajari tentang buah-buahan dan seni.
Selain itu, anak-anak juga sering terlibat dalam kegiatan membangun kebun pisang mini. Mereka belajar tentang cara menanam pisang, merawat tanaman, dan bahkan panen pisang saat buahnya sudah matang. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan mereka tentang pertanian, tetapi juga tentang tanggung jawab dan
Pada kegiatan pekan kelima di KB 1, anak-anak bermain dan belajar di sentra peran. Topik pembelajaran pada kesempatan tersebut adalah “Ikan Binatang Ciptaan Allah.” Anak-anak berpartisipasi dalam sentra peran selama empat hari berturut-turut.
Hari pertama dimulai dengan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru, dengan judul buku “Ikan yang Aku Inginkan.” Dalam buku ini, diceritakan pengalaman seorang anak muslim yang pergi mencari ikan di sungai bersama kedua orang tuanya. Anak-anak bersama guru menggali isi cerita ini dan membuat peta konsep sederhana. Mereka mengidentifikasi berbagai jenis hewan yang muncul dalam cerita serta lingkungan yang dilalui oleh tokoh utama dalam buku tersebut. Tujuan dari mendalami isi cerita ini adalah untuk merangsang rasa ingin tahu anak-anak, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memperkaya kosa kata mereka.
Hari kedua melibatkan kegiatan proyek berkelompok, di mana anak-anak membuat miniatur sawah dengan sungai kecil yang dihiasi banyak ikan. Beberapa anak menggarap proyek sungai dengan merancang jalan, sementara yang lain menata kain berwarna biru untuk merepresentasikan sungai.
Pada hari ketiga, anak-anak mulai bermain peran dan kembali menata sungai dan sawah yang mungkin berantakan setelah bermain sebelumnya.
Hari keempat merupakan hari di mana mereka diajak untuk berbagi mainan dan bergantian. Jika seorang anak sudah bermain di sungai, mereka bergantian bermain di sawah.
Pada akhir pekan tersebut, semua siswa melanjutkan peran mereka, menyusun semua elemen dengan rapi, dan berbagi pengalaman mereka selama bermain di sentra peran. Dengan demikian, kegiatan ini membantu anak-anak belajar sambil bermain serta mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif mereka.
Pekan ini, anak-anak KB 2 penuh semangat bermain di Sentra Balok. Mereka dengan antusias membangun dan berkreasi dengan berbagai bentuk balok, menciptakan kolam ikan mini yang kreatif. Setelah selesai, mereka mengekspresikan hasil karyanya dalam gambar-gambar indah yang menggambarkan kolam ikan yang mereka buat. Kegiatan ini tidak hanya memicu imajinasi, tetapi juga mengembangkan keterampilan kreatif mereka.
Pada pekan ke-5 di KB 3, anak-anak bermain di Sentra Alam. Kegiatan dimulai dengan sesi mengaji, di mana mereka mengenal huruf hijaiyah dari اَ sampai ذَ. Saat berada di Sentra Alam, anak-anak diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka di depan teman-teman. Setelah mereka selesai bercerita, Bu Guru membacakan cerita dari buku berjudul “Ikan Hias dari Paman Abe.”
Cerita tersebut melanjutkan kisah tentang seorang anak yang memiliki tanggung jawab merawat ikan. Dalam cerita tersebut, dijelaskan bahwa ikan yang dirawat dan diberi makan akan terus hidup dan tumbuh besar, sementara ikan yang tidak mendapatkan perawatan akan mati. Anak yang merawat ikan dengan baik mendapatkan tambahan ikan, sementara yang tidak merawat ikan tidak mendapatkan tambahan. Ikan yang mati akhirnya mengapung di dalam air.
Pada hari berikutnya, anak-anak sepakat untuk membuat kreasi akuarium. Mereka diberi kebebasan untuk memilih bahan apa saja yang ingin mereka gunakan dan berkreasi sesuai dengan imajinasi masing-masing.
Kemudian, pada hari selanjutnya, mereka melakukan eksperimen mengenai benda yang tenggelam dan yang terapung. Mereka membahas bersama apa yang diperlukan untuk melakukan eksperimen ini, dan setiap anak memiliki ide yang berbeda. Beberapa mengatakan bahwa mereka memerlukan air, ember, ciduk, dan wadah. Anak-anak bergantian mengambil air menggunakan ember dan menggunakan berbagai bahan “loose part” untuk melakukan eksperimen ini. Mereka mengamati benda-benda yang mengapung dan yang tenggelam dalam air.
Pada hari Senin, anak-anak Kelompok Bermain 4 (KB 4) mendengarkan cerita tentang “Ikan Lumba-lumba” di Sentra Olah Tubuh dan Musik.
Keesokan harinya, pada hari Selasa, mereka aktif membuat proyek dengan menghias kapal bersama kelompok. Anak-anak menggunakan berbagai bentuk dan warna kertas untuk menghias kapal tersebut.
Hari Rabu, kegiatan melanjutkan proyek kapal dari hari sebelumnya. Anak-anak bersama kelompoknya berlayar dengan kapal menuju ke playground.
Pada hari Kamis, anak-anak KB 4 terlibat dalam kegiatan fisik-motorik, seperti berjalan di atas papan titian, melompat melewati hula hoop, dan menari dalam peran sebagai ikan.
Pekan ini, Kelompok A1 memiliki serangkaian kegiatan yang menarik. Mereka memulai dengan “Bedah Buku Cerita Sawi,” di mana mereka mendiskusikan cerita “Sawi” dan menuangkan ide-ide kreatif seperti melukis gambar sawi, mengiris sawi, dan mengelompokkannya.
Setelah itu, mereka melanjutkan dengan eksperimen perubahan wujud, yaitu menanak nasi hijau dari bahan dasar sawi, yang merupakan pengalaman menarik dalam mengubah bahan mentah menjadi hidangan yang lezat.
Selanjutnya, mereka melakukan kegiatan “Beres-Beres,” di mana mereka membersihkan area tempat kegiatan sebelumnya.
Terakhir, anak-anak berpartisipasi dalam sesi senam dan ekstrakurikuler nasyid. Semua kegiatan ini membantu mereka untuk belajar sambil bermain dan berkembang dengan baik.
Dari kegiatan “Cerita Liburanku,” anak-anak kemudian mendengarkan buku cerita berjudul “Terung” sambil mengamati sayur terung.
Selanjutnya, mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan fisik-motorik dengan berlari cepat. Setelah itu, mereka berdiskusi dan membentuk tim, merencanakan bangunan yang akan dibuat oleh setiap tim.
Kemudian, anak-anak melanjutkan dengan eksplorasi bermain dan membuat bangunan sesuai kesepakatan dalam kelompok masing-masing. Mereka juga bermain dengan balok, menggambar bangunan yang sudah mereka buat, merapikan balok dengan mengelompokkan sesuai bentuk dan ukuran, dan mengembalikan balok ke tempat semula.
Pada hari pertama di Sentra OTM, Kelompok A3 memulai dengan kegiatan fisik motorik yang melibatkan melompat melalui rintangan. Kemudian, mereka berbagi cerita tentang liburan pribadi dan mendengarkan buku cerita berjudul “Jagung.” Setelah itu, Kelompok A3 bersama-sama membuat peta konsep.
Keesokan harinya, anak-anak Kelompok A3 menanam jagung di playground. Mereka bekerja sama menanam benih jagung dan bergantian menyiramnya.
Kemudian, pada hari berikutnya, Kelompok A3 terlibat dalam kegiatan yang melibatkan mengupas kulit jagung, memipil jagung, dan mengisi gambar dengan biji jagung serta klobot jagung. Semua kegiatan ini mereka lakukan secara bersama-sama.
Pada hari selanjutnya, mereka menggambar tentang kebun jagung. Setelah itu, bersama-sama, mereka merapikan peralatan bermain mereka.
Jumat pekan ini, jadwal Kelompok A3 mencakup kunjungan ke perpustakaan. Semua kegiatan ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar, bermain, dan berinteraksi secara positif.
Pada hari Senin di Sentra Peran, anak-anak memulai cerita tentang liburan seru mereka. Mereka juga mengadakan bedah buku untuk menjelajahi lebih dalam tentang pengalaman keluarga Rama selama liburan seru. Anak-anak membuat peta konsep yang menggambarkan berbagai kegiatan yang dilakukan keluarga Rama, seperti naik mobil ke puncak gunung, melihat sawah, dan berbicara dengan petani tentang cara menanam dan merawat sawi. Selanjutnya, anak-anak mengamati alat dan bahan yang diperlukan untuk peran-peran mereka di hari berikutnya.
Keesokan harinya, mereka mulai bermain sesuai peran masing-masing. Beberapa anak berperan sebagai keluarga Rama yang keluar, sementara yang lain menjadi petani yang merawat sawah dan tanaman sawi. Mereka melanjutkan peran mereka dengan aktifitas di rumah sebelum pergi ke puncak gunung. Ini termasuk memanen sawi, mengolah hasil panen, dan melakukan sholat Maghrib serta Ashar bersama-sama.
Pada hari pertama di Sentra Ibadah, teman-teman A5 memulai dengan kegiatan berdoa. Tiga anak berbagi pengalaman mereka selama akhir pekan, di mana ada yang bercerita tentang berjalan-jalan ke mal bersama Mama untuk membeli minyak goreng, ada yang hanya beraktivitas di rumah, dan ada yang bermain di kolam renang hotel.
Selanjutnya, mereka mendengarkan cerita berjudul “Buah Labu Penolong Nabi Yunus a.s.” yang mengisahkan manfaat buah labu, seperti mengobati sariawan, sakit perut, dan demam, serta kisah singkat tentang Nabi Yunus a.s.
Pada hari Selasa, mereka membuat perahu dan kebun buah labu. Sebelum memulai, mereka mengucapkan basmalah. Kemudian, mereka mengumpulkan benda-benda yang dapat digunakan untuk membuat kapal. Meja dibalik, dan di pinggirnya diberi kardus agar air tidak masuk ke dalam kapal, sesuai dengan saran salah satu anak. Mereka juga menambahkan layar yang mereka ikat pada tiang kapal, dan tak lupa menyiapkan kursi untuk nahkoda yang akan mengendarai kapal.
Pada hari ketiga, mereka bermain peran sesuai dengan skenario dan adegan yang ada dalam buku. Beberapa anak menjadi Nabi Yunus a.s., kapten kapal, ikan paus, penghuni pantai, dan penumpang kapal. Setelah bermain peran, mereka mengikuti gerakan wudhu dan shalat.
Hari terakhir, teman-teman A5 mencoba memakan labu dan mencari tahu bagaimana rasanya. Setelah berdoa, mereka memperhatikan guru yang mengupas, mencuci, dan memasak labu. Sambil menunggu labu matang, mereka kembali ke dalam kelas dan merapikan mainan serta benda-benda yang telah digunakan untuk membuat kapal dan kebun labu.
Setelah selesai, mereka kembali ke dapur dan melihat bahwa labu sudah matang. Guru juga menyediakan mangga agar anak-anak dapat membedakan rasa antara labu dan mangga yang sudah matang. Beberapa anak yang mencoba mengatakan bahwa mangganya enak dan manis, sedangkan labunya terasa tawar. Selain itu, mereka menemukan bahwa labu sudah menjadi empuk seperti mangga, meskipun sebelum dimasak, labu masih keras. Semua kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang beragam kepada anak-anak Kelompok A5.
Anak-anak A6 pekan ini memiliki hari yang penuh kreativitas. Mereka berkreasi dengan membuat kebun wortel menggunakan bahan kertas, menghasilkan karya seni hasil imajinasi mereka.
Selanjutnya, mereka melibatkan diri dalam kegiatan fisik motorik dengan bermain di playground, bermain di area bermain yang luas dan nyaman bersama teman-teman. Semua kegiatan ini membantu mereka untuk belajar sambil bermain dengan penuh semangat.
Kegiatan di sentra Balok dengan buku cerita sayur brokoli, kentang dan wortel. Setelah kegiatan sharing siswa menentukan kelompok bermainnya. Kegiatan mainnya yaitu kelompok 1, projek rumah bagian depan dan bagian belakangnya kebun wortel. Kelompok dua bersepakat membuat kebun brokoli, kelompok 3 membuat restoran yag bagian sampingnya ada kebun brokoli dan kelompok 4 membuat kebun wortel. Setelah selesai projeknya siswa menggambarkan bangunannya, mengelompokkan balok sesuai bentuk dan ukuran selanjutnya merapikan kembali ke almari balok.
Pekan ini kegiatan B2 di Sentra Balok. Anak-anak membuat proyek topik tanaman. Mereka memulai dengan semangat untuk membangun kebun sayuran, fokus pada wortel dan brokoli. Mereka terus berkolaborasi dalam merancang dan membangun kebun sayuran mereka.
Ketika hari berikutnya tiba, mereka dengan tekun melanjutkan proyek kebun mereka, memastikan bahwa kreativitas dalam membuat proyek bisa optimal. Variasi-variasi ditambahkan agar banguan kebun wortel dan brokoli mereka makin bagus.
Setelah kegiatan selesai, anak-anak dengan tertib merapikan balok-balok yang digunakan kembali ke tempat semula, menunjukkan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan bermain.
Kegiatan di Sentra Seni kali ini terinspirasi dari buku cerita berjudul “Aku Suka Sayur Wortel.” Anak-anak dengan penuh antusias mendengarkan cerita dan berdiskusi tentang isi cerita. Setelah itu, mereka membuat peta konsep untuk menentukan berbagai kegiatan yang ingin mereka lakukan.
Pada hari kedua di Sentra Seni, anak-anak membentuk kelompok-kelompok, memilih teman-teman mereka sendiri, dan bekerja sama untuk membuat kebun wortel. Mereka menggunakan berbagai bahan seperti kardus, kain, kertas, dan bahan pelengkap lainnya untuk menciptakan kebun wortel yang unik.
Hari ketiga, anak-anak terus berkreasi dengan membuat kebun wortel mini. Mereka mengalirkan ide-ide kreatif mereka, mulai dari melukis, menggunting, hingga membuat kolase wortel yang menarik.
Pada hari terakhir, mereka melanjutkan kreasi kebun wortel mini, menggambar gambar kebun wortel, dan dengan tanggung jawab merapikan kembali semua mainan ke tempat semula, menunjukkan rasa peduli mereka terhadap kebersihan Sentra Seni.
Di hari pertama di Sentra Peran, anak-anak memulai dengan membaca buku bersama dan membuat peta konsep yang akan membantu mereka dalam aktivitas bermain.
Keesokan harinya, anak-anak mulai menyiapkan kelas untuk memainkan peran masing-masing. Mereka bekerja sama untuk mensetting lingkungan bermain yang mereka inginkan.
Hari ketiga, anak-anak telah memulai permainan peran mereka. Mereka telah mensetting tempat menjadi salon, kebun timun, restoran, dan warung sayuran, dan bermain sesuai peran masing-masing.
Pada hari terakhir di Sentra Peran, anak-anak lebih mendalami ide-ide peran mereka dan memperkaya pengalaman bermain mereka. Setelah selesai, mereka dengan tanggung jawab merapikan alat main mereka. Selain itu, mereka juga mengikuti ekstrakurikuler menari untuk melengkapi hari mereka.
Setiap hari, siswa di sekolah menerima makanan sebagai asupan penting untuk menunjang kebutuhan gizi mereka. Menu makanan di sekolah berubah setiap hari untuk memenuhi selera anak-anak. Selama makan, siswa diajarkan etika makan dan diberi kesempatan untuk mandiri dalam menyiapkan makanan mereka sendiri. Selain itu, siswa juga didorong dan dimotivasi untuk menyukai buah dan sayuran sehingga mereka bisa memperoleh nutrisi yang lebih seimbang dan sehat.
Dengan memberikan asupan makanan yang sehat, sekolah memastikan bahwa siswa mendapatkan energi dan nutrisi yang cukup untuk belajar dengan baik dan berkembang secara fisik dan mental. Selain itu, melalui pembiasaan etika makan yang benar dan kebiasaan makan buah dan sayuran, siswa diharapkan dapat mengembangkan pola makan sehat dan gaya hidup yang seimbang sepanjang hidup mereka.