TK Islam Hidayatullah telah berhasil memborong sejumlah piala dalam Festival Lomba Anak Saleh. Festival yang digelar di SD Islam Hidayatullah ini menyajikan beragam kompetisi yang diikuti oleh siswa-siswi TK Islam Hidayatullah.
Hasilnya, TK Islam Hidayatullah berhasil meraih gelar juara umum dalam festival yang diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Kota Semarang.
Sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Wali Murid Puas dengan pendidikan Hidayatullah
Testimoni pengalaman pelayanan pendidikan yang memuaskan bagi anak-anak dan keluarga.
Pada minggu ke-4, anak-anak KB 1 mengikuti beragam kegiatan di Sentra Olah Tubuh dan Musik. Pada hari pertama, mereka mendengarkan cerita tentang ikan lumba-lumba yang bersahabat. Selain itu, mereka diajak untuk berbagi pengalaman mereka tentang melihat ikan lumba-lumba dan menyebutkan ciri-ciri anatomi ikan tersebut.
Pada hari kedua, anak-anak bekerja sama dalam sebuah proyek menghias kapal. Mereka dibagi menjadi dua kelompok dan bekerja secara gotong royong. Setelah berhasil menghias kapal mereka, anak-anak mencoba naik dan berkeliling menggunakan kapal yang telah mereka hias.
Hari ketiga, anak-anak KB 1 diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik motorik di Playground. Mereka juga tidak melewatkan kesempatan untuk naik kapal yang telah mereka hias menuju Playground. Saat mereka naik kapal, wajah-wajah mereka penuh canda tawa. Beberapa tertawa melihat teman-temannya naik kapal, sementara yang lain harus berusaha menyesuaikan jalannya agar tidak terjatuh. Setelah sampai di Playground, mereka merangkak, meloncat, dan bermain dengan antusias.
Di hari keempat, anak-anak kembali bermain di Playground untuk melatih otot tangan, kaki, dan lengan mereka. Mereka melakukan berbagai kegiatan fisik motorik seperti senam ikan, meloncat, berlari, melempar dan menangkap bola, serta melewati berbagai rintangan.
Tujuan pembelajaran di Sentra Olah Tubuh dan Musik ini lebih menekankan pada pengembangan kemampuan motorik kasar anak-anak. Selain itu, kegiatan-kegiatan ini juga mendorong kreativitas, kerja sama, empati, nilai-nilai moral agama, dan perkembangan bahasa pada anak-anak.
Minggu ini, anak-anak KB 2 terlibat dalam serangkaian kegiatan menarik di Sentra Peran.
Pada hari pertama, mereka menikmati cerita berjudul “Ikan yang Aku Inginkan” yang dibacakan. Selanjutnya, pada hari Selasa, anak-anak berkreasi dengan semangat, menghias binatang ikan dan belut sesuai dengan gambaran dalam buku cerita tersebut. Melalui kreativitas mereka, mereka mampu menuangkan imajinasi ke dalam kreasi mereka sendiri, memperlihatkan keterampilan dalam menggunakan tangan kanan dan kiri mereka saat menempel berbagai jenis kertas untuk menghias karya seni mereka.
Pada hari Rabu, anak-anak melakukan diskusi untuk merencanakan permainan peran yang akan mereka lakukan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok pertama bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan sawah, sementara kelompok lainnya membuat sungai. Mereka bekerja sama dengan penuh semangat, menggunakan loosepart dan berbagai bahan yang telah disediakan untuk proyek mereka.
Hari Kamis adalah saat anak-anak memerankan peran sesuai dengan lingkungan yang telah mereka buat. Di sawah, mereka berperan sebagai petani yang merawat tanaman dengan penuh dedikasi sambil menyiramnya. Di sungai, anak-anak berperan sebagai pemancing, yang tampak ceria saat berhasil menangkap ikan dan meletakkannya dalam ember.
Hari Jum’at, anak-anak KB 2 Kelompok Bermain berpartisipasi dalam sesi senam bersama sebelum melanjutkan dengan ekstrakurikuler sensori motorik. Dalam kegiatan ini, mereka melatih motorik halus mereka dengan menciptakan berbagai bentuk, termasuk ikan dan binatang lainnya, dengan menggunakan playdough.
Selama pekan ini, anak-anak KB 2 mengalami berbagai aktivitas yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mereka mendapatkan pengalaman belajar yang bermanfaat dan penuh kesenangan.
Pada minggu ke-4 dengan topik “Binatang,” anak-anak KB 3 bermain di Sentra Balok. Kegiatan dimulai dengan berdoa sebelum mereka memulai bermain. Setelah berdoa, anak-anak diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka di depan teman-teman sekelas.
Selanjutnya, Bu Guru membacakan buku berjudul “Byur! Byur! Paus Mencebur” yang mengisahkan tentang ikan paus. Mereka mendengarkan cerita ini dengan penuh perhatian, memahami segala hal tentang paus, mulai dari ukurannya, jenis makanannya, cara berkembang biak, bagian tubuh, hingga habitatnya.
Setelah mendengarkan cerita, anak-anak diminta untuk memutuskan apa yang akan mereka bangun. Salah satu anak mengusulkan untuk membangun sebuah lautan yang luas. Akhirnya, mereka sepakat untuk bersama-sama membangun lautan yang luas dalam kelompok-kelompok.
Anak-anak kemudian menambahkan aksesoris pada struktur bangunan yang telah mereka buat. Mereka menggunakan kertas dan kain untuk menciptakan efek air. Mereka juga menambahkan figur binatang, tanaman, dan batu-batuan untuk membuat lingkungan laut semakin hidup. Ketika mereka selesai membangun, mereka berbagi cerita tentang hasil karyanya. Beberapa menceritakan bahwa mereka membangun lautan dengan jalur-jalannya, sementara yang lain menjelaskan bahwa di lautan tersebut ada banyak gedung, rumah-rumah yang menghadap laut, dan bahkan mobil yang terparkir.
Setelah mereka selesai membangun dan menceritakan hasil karyanya, anak-anak menggambar bangunan dan lingkungan laut yang mereka buat. Mereka menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar-gambar yang merepresentasikan hasil karya mereka. Setelah semuanya selesai, mereka merapikan kembali balok-balok dan aksesorisnya, menata balok sesuai dengan bentuknya di rak penyimpanan.
Hari Senin, anak-anak KB 4 mendengarkan cerita tentang “Ikan Hias dari Paman Abe.” Mereka dengan penuh perhatian mengikuti cerita tersebut.
Pada hari Selasa, KB 4 melanjutkan petualangan mereka di Sentra Alam. Anak-anak sangat antusias untuk menciptakan karya seni, seperti tempat tinggal ikan dari cangkir (cup) dan hiasan pernak-pernik.
Hari Rabu, anak-anak melanjutkan proyek besar mereka dengan membuat akuarium yang ukurannya lebih besar. Masing-masing kelompok bekerja sama dalam membuat akuarium ini, mulai dari mengisi pasir hingga menambahkan berbagai pernak-pernik seperti ikan, batu, terumbu karang, dan lain sebagainya. Mereka menjalani proyek ini dengan semangat kerjasama.
Keesokan harinya, pada Hari Kamis, anak-anak KB 4 berkreativitas dengan membuat ikan menggunakan busa ati dan aksesoris lainnya. Setelah mereka menyelesaikan pembuatan ikan, anak-anak menempatkan ikan-ikan yang mereka buat ke dalam akuarium yang sudah mereka bangun sehari sebelumnya. Setelah selesai bermain, anak-anak merapikan semua mainan dan perlengkapan pada tempatnya dengan rapi.
Anak-anak mengikuti kegiatan “Bedah Buku Cerita Wortel.” Mereka berkumpul di Sentra Seni untuk menjelajahi cerita wortel dengan penuh inspirasi. Setelah berdiskusi mengenai cerita wortel, mereka diberikan kebebasan untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk bermain dan kreativitas. Anak-anak menggunakan berbagai media untuk menciptakan karya seni mereka sendiri.
Setelah bermain dan berkreasi, anak-anak masih diizinkan untuk melanjutkan eksplorasi ide. Mereka dapat merancang cerita atau memainkan peran yang terinspirasi oleh cerita wortel. Setelah itu, mereka berbagi hasil karya mereka dan menceritakan kembali cerita-cerita yang telah mereka buat.
Kegiatan berakhir dengan merapikan peralatan dan mainan mereka. Pekan ini anak -anak juga mengikuti kegiatan ekstra, mereka bermain angklung dengan arahan Bu Guru mengenal tangga-tangga nada alat musik tradisional tersebut. Mereka menciptakan kesenangan dan kerja sama dalam dunia musik, dan memperoleh pengalaman spesial hari itu.
Kegiatan A2 dimulai dengan cerita liburan mereka Setelah itu, mereka bersama-sama mendengarkan buku cerita berjudul “Sawi.”
Kemudian, proyek membuat Nasi Hijau menjadi fokus kegiatan selanjutnya. Anak-anak memulai dengan panen sawi, memisahkan daun dan batang sawi, serta menggunakan batang sawi sebagai alat untuk mengencap. Proses ini mengajarkan mereka tentang keberlanjutan dan penggunaan sumber daya yang bijak.
Proyek Nasi Hijau berlanjut dengan langkah-langkah berikutnya, termasuk mencuci daun sawi, menghaluskan daun tersebut, menakar beras, mencuci beras, dan memasak nasi. Ini adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan anak-anak pada konsep memasak sederhana dan memberikan pemahaman tentang proses yang diperlukan.
Setelah kegiatan utama, anak-anak bermain pasir dengan membuat kebun sawi, melukis, mengelompokkan benda, dan dengan penuh tanggung jawab, mereka merapikan mainan mereka kembali ke tempatnya. Kegiatan ini merangsang imajinasi, kreativitas, dan kerjasama, sambil mengajarkan mereka pentingnya merapikan setelah bermain.
Hari pertama di Sentra Balok, Kelompok A3 mengawali dengan kegiatan fisik motorik di playground. Mereka melakukan pemanasan dan merentangkan tangan sebelum berlari. Setelahnya, mereka mengambil waktu untuk snacktime bersama. Setelah snacktime, mereka berbagi cerita tentang liburan mereka dan mendengarkan buku cerita berjudul “Terung.” Kelompok A3 juga mengambil inisiatif untuk membuat peta konsep berdasarkan cerita yang mereka dengar.
Hari berikutnya, kegiatan Kelompok A3 berfokus pada mengulik kosa kata yang ditemui dalam buku cerita. Mereka kemudian sepakat untuk membangun rumah menggunakan balok. Setiap anggota kelompok bergantian mengambil balok sesuai kebutuhan mereka. Bagi yang belum menyelesaikan bangunan, mereka berencana untuk melanjutkannya pada hari berikutnya. Sebelum makan, Kelompok A3 dengan tertib mengantri untuk mencuci tangan.
Kegiatan berlanjut pada hari berikutnya, di mana Kelompok A3 melanjutkan pembangunan balok yang belum selesai, menambahkan aksesoris seperti daun artifisial, miniatur terung, dan batu-batuan untuk membuat bangunan semakin indah. Setelah itu, mereka menggunakan loosepart untuk membentuk huruf “t.”
Hari terakhir di Sentra Balok, Kelompok A3 dengan penuh tanggung jawab merapikan semua bangunan balok yang telah mereka gunakan. Mereka mengklasifikasikan unit balok sesuai dengan bentuknya dan mengembalikannya ke rak sesuai dengan kelompok mereka. Pada hari Kamis, mereka memiliki rencana untuk mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, menambah pengalaman belajar mereka dengan membaca.
Hari pertama di Sentra Peran dimulai dengan ikrar dan aktivitas fisik motorik. Teman-teman dari Kelompok A5 bersemangat melompat dengan kedua kakinya. Setelah itu, mereka berkumpul di dalam Sentra untuk berdoa dan berbagi cerita tentang liburan mereka. Beberapa dari mereka bercerita tentang pengalaman berlibur di hotel, berenang, menonton pertunjukan wayang, atau menjelajahi pantai. Setelah cerita, mereka mendengarkan kisah dari buku berjudul “Liburanku Menanam Sawi dengan Bibit.” Dalam cerita tersebut, karakter anak bernama Rama sedang berlibur di daerah puncak dan melihat kebun sawi hijau. Rama pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada Pak Tani tentang cara menanam sawi.
Hari kedua, teman-teman A5 bersiap-siap untuk bermain peran. Mereka memutuskan untuk mulai dengan membuat sayuran sawi. Beberapa bahan telah disiapkan, namun ketika mencoba membuat sawi dari kertas minyak, mereka menghadapi kendala dalam membuatnya berdiri dengan baik. Seorang guru bertanya kepada mereka tentang solusi untuk membuat sawi berdiri dengan baik. Beberapa ide seperti memberi solasi atau lem telah dicoba, tetapi belum berhasil. Akhirnya, dengan saran dari seorang teman, mereka mencoba menggulung kertas minyak di sekitar balok kecil, dan sawinya akhirnya dapat berdiri tegak. Setelah itu, semua anak mencoba membuat sawi dengan cara yang sama.
Hari ketiga, mereka fokus pada pembuatan kebun sawi. Setelah berdoa dan menyebutkan basmalah, mereka bekerja sama untuk mengumpulkan beberapa benda yang akan digunakan. Langkah awal dalam pembuatan kebun adalah menentukan benda-benda yang bisa mewakili tanah, rumput, dan lainnya. Beberapa dari mereka memilih rumput sintetis dalam bentuk persegi panjang sebagai tanah, kardus sebagai wadah tanah, dan membuat pagar mini untuk melindungi tanaman sawi dari gangguan hewan ternak. Setelah selesai membuat kebun, mereka menghias pagar dengan berbagai aksesoris yang ada di dalam kelas.
Hari terakhir, mereka memulai sesi bermain peran. Setelah berdoa, mereka memilih peran yang akan mereka mainkan. Beberapa di antara mereka berperan sebagai petani sawi yang bekerja di kebun, ada yang menjadi pedagang sayuran, dan satu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan tiga orang anak. Setelah sesi bermain peran selesai, mereka dengan tanggung jawab merapikan semua mainan dan perlengkapan yang telah digunakan selama kegiatan bermain peran.
Di Sentra Ibadah, kegiatan A6 penuh kreativitas. Anak-anak berusaha merancang dan membuat kapal dengan semangat tinggi. Mereka juga menjelajahi dunia laut dengan menghasilkan replika paus yang imajinatif. Selain itu, anak-anak memperluas wawasan mereka dengan mempelajari cara membuat jus dari buah labu yang segar. Kegiatan ini menggabungkan unsur seni, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan praktis, memungkinkan anak-anak untuk memahami berbagai aspek dalam satu sesi bermain yang menghibur dan mendidik.
Kegiatan B4 dimulai dengan anak-anak menyiram tanaman hasil karya mereka yang kini telah bertumbuh.Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan Bu Guru bercerita dari buku yang berjudul “Aku Suka Makan Tomat”. Mereka mendengarkan dengan antusias.
Setelah mendengarkan cerita tersebut, teman-teman berkumpul untuk berdiskusi tentang rencana bermain mereka di Sentra Alam. Hasil kesepakatan mereka melibatkan berbagai kegiatan kreatif:
Eksperimen membuat bentuk tomat dari clay.
Mengerjakan proyek kebun tomat di pasir kering.
Melukis gambar tanaman tomat.
Membuat minuman dari tomat.
Pada hari kedua bermain, sesuai kesepakatan, mereka membuat berbagai bentuk tomat dari clay dan bermain dengan membuat kebun tomat di pasir kering. Mereka saling berbagi ide kreatif dalam merancang kebun tomat yang unik.
Seiring berjalannya waktu, mereka melanjutkan kegiatan yang belum selesai pada hari sebelumnya, seperti mengecat bentuk tomat dan melukis gambar tomat. Setelah semua aktivitas bermain selesai, anak-anak merapikan kembali mainan dan peralatan ke tempat semula, menunjukkan rasa tanggung jawab mereka terhadap lingkungan bermain.
Kegiatan B5 di Sentra Seni dimulai dengan membaca buku cerita tentang wortel, yang diikuti dengan membuat peta konsep.
Pada hari kedua, anak-anak mulai bekerja pada proyek kebun wortel mereka dan mencari jalannya.
Hari ketiga masih dihabiskan untuk melanjutkan proyek, di mana anak-anak berfokus pada cara mereka ingin menjalankan projek dan membuat kebun wortel sesuai imajinasi mereka.
Hari terakhir, setelah menyelesaikan proyek mereka, anak-anak membersihkan dan merapikan Sentra Seni.
Selain kegiatan utama, anak-anak Muslim juga mengikuti pelajaran intrakurikuler berenang, yang merupakan bagian dari program pembelajaran mereka.
Setiap hari, siswa di sekolah menerima makanan sebagai asupan penting untuk menunjang kebutuhan gizi mereka. Menu makanan di sekolah berubah setiap hari untuk memenuhi selera anak-anak. Selama makan, siswa diajarkan etika makan dan diberi kesempatan untuk mandiri dalam menyiapkan makanan mereka sendiri. Selain itu, siswa juga didorong dan dimotivasi untuk menyukai buah dan sayuran sehingga mereka bisa memperoleh nutrisi yang lebih seimbang dan sehat.
Dengan memberikan asupan makanan yang sehat, sekolah memastikan bahwa siswa mendapatkan energi dan nutrisi yang cukup untuk belajar dengan baik dan berkembang secara fisik dan mental. Selain itu, melalui pembiasaan etika makan yang benar dan kebiasaan makan buah dan sayuran, siswa diharapkan dapat mengembangkan pola makan sehat dan gaya hidup yang seimbang sepanjang hidup mereka.