Semarang, 2 Mei 2023 – Gema takbir terdengar di kegiatan halalbihalal PAUD Islam Hidayatullah Semarang. Kegiatan setelah libur lebaran ini diikuti oleh seluruh jenjang dari QBS, KB dan TK.
Bu Fat dan Bu Asma selaku MC memulai acara dengan sapaan hangat kepada anak-anak, dan bertanya tentang liburan mereka. Beberapa anak menjawab bahwa mereka pergi ke Madiun, Tegal, dan bertemu dengan keluarga.
Lebaran memang merupakan salah satu momen yang tepat untuk bersilaturahmi. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri sebagai tanda kemenangan dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen yang tepat untuk mengunjungi keluarga, kerabat, atau sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
Pada acara halal bihalal ini Kepala sekolah, Bu Iin juga memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau memperkenalkan salat tahajud kepada anak-anak, serta memotivasi mereka untuk melakukan salat tersebut. Ia menjelaskan bahwa salat tahajud dapat membawa rezeki dari Malaikat dan mendapatkan banyak manfaat bagi diri sendiri.
Kegiatan halal bihalal juga diisi dengan simulasi sungkeman dan memberitahu salim yang baik. “Perhatikan teman-teman, Salim yang baik itu dicium, kalau mencium menggunakan hidung, kening atau pipi? Tanya Bu guru.
“Hidung” Jawab anak -anak.
Selain itu, anak-anak diberitahu bahwa ada puasa sunnah setelah bulan Ramadhan, yaitu puasa Syawal.
Anak- anak diberitahu bahwa puasa sunnah Syawal merupakan puasa yang dilakukan setelah bulan Ramadhan berakhir. Puasa ini dilakukan selama 6 hari di bulan Syawal.
Puasa sunnah Syawal memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun spiritual.Selain menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, puasa sunnah Syawal juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
Tidak lupa, bersama-sama menyanyikan lagu baju baru lebaran yang menjadi favorit anak-anak. Lagu lama yang masih relevan mengingatkan bahwa Idul Fitri tidak harus bermewah-mewah dengan pakaian baru, karena dengan sederhana kita tetap bisa berlebaran bersama dengan penuh makna.
Acara puncak kegiatan halal bihalal yaitu musafah (bersalaman) saling memaafkan. Semua siswa dan guru berkesempatan untuk saling memaafkan.
Sebagai kegiatan akhir, anak-anak menikmati jajan yang disediakan.
Bu guru mengingatkan agar anak-anak mengambil makanan yang terdekat seperti yang dilakukan oleh Rasulullah.
Saling memaafkan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menumbuhkan kepercayaan. Tema halal bihalal kali memang sangat sesuai dan bisa menjadi motivasi bersama agar senantiasa bisa menjadi pribadi yang mampu untuk memaafkan.
Acara halal bihalal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang nilai-nilai keislaman dan meningkatkan rasa persaudaraan. Suatu kegiatan yang penuh makna menjadikan semua senang, semua menang.
Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang dan memberikan manfaat bagi anak-anak.
Ditulis oleh Tim Humas PAUDIH